Mesjid Imum Leung Bata |
Masjid ini didirikan oleh Teuku Imum Lueng Bata Ia salah
seorang kepercayaan Sultan Aceh yang berjuang sampai penghabisan.Ia memimpin
Kemukiman Lueng Bata yang kala itu berstatus daerah bibeuh atau bebas. Walaupun
Lueng Bata berkategori mukim dan dipimpin uleebalang bernama Teuku Raja,
wilayah ini diperintah langsung oleh sultan. Biarpun berbeda dengan sagi XXV
mukim, sagi XXVI, dan sagi XXII mukim, kedudukan pimpinannya setara dengan panglima tiga sagi tersebut.
Kepahlawan Imum Lueng Bata sangat di takuti oleh Belanda.
Sejarah mencatat pada 14 April 1873 Jendral Kohler tewas tertembus timah panah
di bawah pohon glumpang di depan Masjid Baiturrahman. Kohler tewas karena
ditembak salah satu sniper yang juga putar Teuku imum leung bata yang bernama
teuku nyak raja imum leu batta .
Namun Teuku Nukman, cucu Imum Lueng Bata membantahnya.
Menurut Nukman, sang kakeklah yang menembak Kohler. Jarak Kohler dengan Imum
Lueng Bata sekitar 100 meter.
Ketika agresi Belanda kedua terhadap Kerajaan Aceh,
Sultan, Panglima Polem, dan Teuku Baet menyingkir ke Lueng Bata. Selain
menghindari bombardir dari Belanda, kala itu wabah kolera pun sedang
berjangkit. Salah satu korban adalah Sultan Mahmud Syah. Ia mangkat pada 29
Januari di Pagar Air atau Pagar Aye, tak jauh dari Lueng Bata. Sultan Mahmud
dimakamkan di Cot Bada, Samahani, Aceh Besar. Setelah itu, langsung digantikan
posisi sementara sultan oleh Tuwanku Hasyim Bantamuda.
Tuwanku Muhammad Daud Syah yang dinobatkan sebagai sultan
di Masjid Indrapuri pada 1878. Namun, Daud Syah dianggap belum cukup umur. Di
masjid tuha Lueng Bata itulah, pelantikan Tuwanku Hasyim Bantamuda
digelar.masjid ini pernah menjadi pusat komando dalam perang menghadapi
belanda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar